Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, berkunjung ke Rusia untuk memantau pelaksanaan Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Jurnalisme Universitas Negeri Moskow Lomonosov.
Dalam kunjungan ke Rusia, Nizam juga bertemu dengan Wakil Menteri Pendidikan Rusia, Andrey Omelchuk. Keduanya berdiskusi terkait berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan di bidang pendidikan, termasuk salah satunya opsi program pendidikan bersama di mana mahasiswa belajar di kedua negara selama separuh masa studi.
“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Pemerintah Federasi Rusia atas kuota yang dialokasikan dan kesiapan untuk bekerja sama dalam mengembangkan skema pembiayaan tempat anggaran yang optimal,” kata Nizam.
Menurutnya, kerja sama semacam ini sangat penting, untuk memfasilitasi para mahasiswa belajar di berbagai perguruan tinggi terbaik dunia. “Ini adalah kontribusi kami untuk masa depan negara. Kami berharap para lulusan ini akan lebih lanjut mengembangkan Indonesia,” imbuhnya.
Selain program pendidikan bersama, salah satu inisiatif yang ditekankan dalam pertemuan ini adalah pembentukan kantor perwakilan baru dari perguruan tinggi Rusia di ibu kota baru Indonesia. Hal ini akan memfasilitasi interaksi antara kedua negara dalam hal pendidikan dan penelitian.
Andrey Omelchuk juga mengusulkan pengembangan program pelatihan tenaga kerja dan pertukaran pengalaman ilmiah. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, proyek baru yang dikenal sebagai “Universitas Rusia” telah diusulkan. Dalam proyek ini, mahasiswa akan mendapatkan dua gelar, mempelajari bahasa Rusia, dan memiliki peluang untuk bekerja di kedua negara.
Rusia juga menawarkan kesempatan bagi Indonesia untuk bergabung dengan Institut Penelitian Nuklir Bersama (Joint Institute for Nuclear Research – JINR), yang merupakan salah satu pemimpin dunia dalam penelitian fundamental dan terapan dalam berbagai bidang.
“Perlu dicatat bahwa permintaan akan pendidikan tinggi Rusia di Indonesia semakin meningkat. Pemerintah Rusia telah meningkatkan kuota anggaran untuk mahasiswa Indonesia di universitas-universitas Rusia, mencapai 300 kuota untuk tahun akademik 2023/2024,” kata Andrey.
Saat ini terdapat sekitar 500 mahasiswa yang menempuh studi di Rusia. Dari jumlah tersebut, terdapat 21 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang berkesempatan mengikuti perkuliahan selama satu semester di di Lomonosov Moscow State University (LMSU) melalui Program IISMA, program yang diselenggarakan Kementerian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Pada tahun 2024 mendatang, Saint Petersburg State University, salah satu kampus unggulan di Rusia dengan status khusus akan menerima mahasiswa peserta Program IISMA.
Kepala Program IISMA, Rachmat Sriwijaya, menerangkan bahwa Rusia menjadi salah satu negara tujuan yang menarik bagi mahasiswa Indonesia. Ia berharap peserta Program IISMA yang saat ini tengah menjalani studi di Rusia memanfaatkan kesempatan berharga tersebut untuk tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga ikut mempromosikan nilai-nilai dan budaya Indonesia. “Peserta IISMA menjalankan peran sebagai duta bangsa. Sembari mereka belajar dari dosen, teman kuliah, dan masyarakat yang mereka temui, mereka juga dapat menebarkan kecintaan dan penghargaan akan kekayaan budaya bangsa kita,” ucap Rachmat